Jika Anda berkendara mobil bekas dijalanan macet seperti di kota-kota besar memang lebih nyaman jika menggunakan mobil bertransmisi matik daripada mobil bertransmisi manual. Tapi di balik kenyamanan yang diperoleh, perangkat persneling matik membutuhkan perawatan melebihi transmisi manual, terutama dalam urusan dengan girbox. Berikut hal – hal yang harus diperhatikan oleh pemilik kendaraan mobil bekas bertransmisi matik dan tips seputar mobil bekas bertransmisi matik :
Slip Kopling : Kerusakan transmisi matik bisa dirasakan dari slip kopling. Indikasinya terjadi ketidakseimbangan putaran mesin dengan laju mobil. Mesin sudah meraung di putaran tinggi, tetapi mobil berjalan dengan laju yang tidak seimbang dengan deru suara mobil.
Jangan memasukkan tuas ke posisi P jika mobil belum benar – benar berhenti.
Proses Pembakaran : Karena tidak ada proses pembakaran di transmisi matik, turunnya viskositas fluida di sebabkan kontaminasi akibat masa pakai. Ini tidak bisa dihindari, Karena setiap friksi yang terjadi di plat kopling, pasti menghasilkan muatan/grum pengkotaminasi.
Automatic Transmision Fluid : Di dalam gearbox matik, ada fluida yang namanya AutomatikTransmission Fluid (ATF), fungsinya tidak hanya melumasi. Prinsip hidrolis dalam girbox matik memerlukan mediator. Terutama untuk mengatur perpindahan gigi Dan merapatkan plat kopling. Jadi kalau viskositas kekentalannya turun, tekanan yang di hasilkan juga akan berkurang.
Perpindahan Gigi : Perpindahan gigi persneling juga menyentak, tak halus seperti biasa. Ini bias di cek dengan memasukkan persneling dengan posisi D atau R, lalu rem di lepas. Daslam kondisi sehat, mobil langsung bergerak. Bila tidak patut di curigai ada maslah di transmisi matik.
Jangan biarkan mobil terparkir dalam posisi D. Kadang ini di lakukan oleh pengemudi yang terbiasa dengan mobil manual. Kebiasaan seperti ini wajib di tinggalkan, kalau tidak ingin plat kopling anda cepat rusak. Cukup dengan memasukkan tuas ke posisi P, mobil terparkir dalam posisi aman